Sunday, 10 March 2019

[UTS] Management Strategic

-gunakan desktop view untuk tampilan lebih menarik-

MANAGEMENT STRATEGIC


 Cindy Tania - ADH 8A - 201520580

Soal 1

Dalam konsep manajemen strategis, banyak model yang ditawarkan. Model yang cukup baik, sederhana, mudah dilaksanakan, dan masuk akal, yang sering digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Wheelen & Hunger, yang prosesnya terdiri dari
1. Scanning Environment
2. Strategy Formulation
3. Strategy Implementation dan
4. Strategy Evaluation & Control
Jelaskan secara rinci tentang Framework Strategic Management dari Wheelen & Hunger ini dan berikan juga link referensi yang anda pakai.




Seluruh referensi di blog ini di ambil dari buku:
Thomas L. Wheelen, J. David Hunger (2012). Strategic Management and Business Policy: Toward Global Sustainability - 13th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. 


Framework Strategic Management yang dikemukakan oleh Wheelen & Hunger berdasarkan buku referensi yang saya baca akan dirangkum seperti di bawah ini.




Manajemen strategis yaitu tindakan manajerial dan pengambilan keputusan untuk kinerja jangka panjang suatu perusahaan. Hal hal yang dilakukan dalam manajemen strategis yaitu scanning environment (internal dan eksternal), strategy formulation, strategy implementation, dan strategy evaluation & control. Tindakan berupa masukan dan komitmen seluruh karyawan mulai dari lower level manager hingga atasannya menjadi kunci agar rencana strategis berhasil mencapai tujuan utama perusahaan.
Beberapa alasan para perusahaan menggunakan manajemen strategis yaitu:

  • Visi perusahaan menjadi lebih jelas dengan adanya strategi.
  • Mempertajam fokus yang dianggap paling penting.
  • Peningkatan pemahaman tentang lingkungan yang berubah dengan cepat.

1. Scanning environment bertujuan untuk memantau, mengevaluasi, dan menyebarkan informasi dari lingkungan eksternal dan internal. Alat manajemen ini digunakan untuk menghindari adanya kelonjakan strategi dan memastikan agar strategi dapat dijalankan dalam jangka waktu yang panjang. Scanning environment yang disarankan dan paling mudah dipakai oleh Wheelen & Hunger yaitu menggunakan analisis SWOT. Pada analisis SWOT, variabel yang diambil dari lingkungan eksternal yaitu Opportunities dan Threats karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan sendiri (misal: adanya inflasi, kompetitor, permintaan pelanggan). Pendekatan yang dapat dipakai yaitu analisis STEEP atau PESTEL. Analisis STEEP yaitu memindai berdasarkan Sociocultural, Technological, Economic, Ecological, dan Political-Legal Environmental Forces. Biasanya dapat disebut juga dengan analisis PESTEL (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Ecological, and Legal Forces). Sedangkan dari lingkungan internal ada Strengths dan Weaknesses yang dapat dikontrol oleh perusahaan sendiri karena berasal dari dalam perusahaan (misal: membenahi sumber daya manusia atau karyawan, memanfaatkan ancaman agar menjadi kelebihan). Dari analisa SWOT yang telah dilakukan, kita mendapatkan beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan. Penggunaan lebih lanjutnya dapat dibuat matriks TOWS.

2. Strategy Formulation adalah rencana jangka panjang yang dilakukan dengan cara mengelola opportunities dan threats dan mempertimbangkan strengths dan weaknesses. Strategy formulation termasuk membuat dan mendefinisikan misi perusahaan, menentukan tujuan yang dapat dicapai, mengembangkan strategi dan menetapkan pedoman seperti SOP, kebijakan, dan lain sebagainya. Dalam strategy formulation, ada mission, objectives, strategies, dan policies.

  • Mission: misi suatu organisasi yaitu alasan mengapa keberadaan organisasi itu terbentuk. Di misi, suatu organisasi/perusahaan perlu menentukan dan mendefinisikan dasar, tujuan, perbedaan dengan organisasi atau perusahaan lain, mengidentifikasi ruang lingkup perusahaan, mengetahui produk/jasa apa yang harus diberikan kepada pasar.
  • Objectives: hasil akhir atau tujuan dari suatu kegiatan yang direncanakan. Suatu perusahaan membuat objectives agar dapat mencapai tujuan dan memenuhi misi perusahaan.
  • Strategies: Rencana induk perusahaan yang menyatakan bagaimana perusahaan akan melakukan kegiatannya, mencapai misi dan tujuannya. Perusahaan bisnis biasanya mempertimbangkan tiga jenis strategi: corporate, business dan functional.
  • Policies: suatu kebijakan dan pedoman luas untuk pengambilan keputusan yang menghubungkan strategi dengan implementasinya. Perusahaan menggunakan pedoman agar karyawannya dapat mengambil tindakan, mendukung misi perusahaan, dan memiliki patokan jelas akan apa yang dikerjakannya.

3. Strategy Implementation yaitu suatu kegiatan dan pilihan yang harus diambil saat diperlukan untuk melaksanakan strategy formulation, dimana strategies dan policies dilaksanakan dan dikembangkan setelah melihat implementasi yang dilakukan. Biasanya implementasi dilakukan setelah adanya perencanaan strategi, tapi implementasi ini sendiri menjadi suatu bagian dalam pembuatan manajemen strategi. Para manajer dalam tiap divisi dan karyawan yang turun ke lapangan pekerjaan itu sendiri dapat bekerja sama untuk mengembangkan programs, budgets, dan procedures. Hal ini dilakukan untuk mencapai sinergi di antara divisi dan area operasional untuk membangun, memelihara dan mempertahankan kompetensi dan ciri khas sebuah perusahaan.

  • Programs: Program adalah pernyataan kegiatan atau langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi, biasanya diperdalam menggunakan procedures atau SOP (Standard Operating Procedures)
  • Budgets: Budgets adalah anggaran dan salah satu program yang harus dimonitori secara rutin. Setelah program dibuat, budget langsung di proses dan untuk merencanakan budget, yang harus dilakukan perusahaan yaitu membuat strategi yang baik. Strategi yang ideal dapat menghasilkan implementasi perhitungan biaya yang rinci.
  • Procedures: Prosedur yaitu langkah atau teknik berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana tugas atau pekerjaan tertentu harus dilakukan.

4. Strategy Evaluation & Control yaitu proses dimana kegiatan perusahaan dan kinerjanya dipantau. Kinerja aktual dapat dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Proses evaluasi dan kontrol dapat disebut pula dengan Five Step Feedback Model yang meliputi:

  • Menentukan apa yang akan diukur
  • Menetapkan standar kinerja atau SOP
  • Mengukur kinerja aktual
  • Membandingkan kinerja aktual dengan standarnya
  • Mengambil tindakan korektif
5. Evaluasi dan kontrol membutuhkan data informasi yaitu performance data dan activity reports. Apabila adanya perbedaan dalam kinerja aktual dan standarnya, maka perlu dikaji ulang oleh manajerial bagian atas dan manajer per divisi. Mereka harus menemukan implementasi baru untuk programs dan procedures. Salah satu hambatan untuk melakukan controlling yang efektif yaitu sulitnya mengembangkan langkah-langkah penting yang sesuai dengan kegiatan dan hasil. Pedoman yang direkomendarikan Wheelen & Hunger agar dapat melakukan kontrol dengan baik yaitu:
  • Kontrol harus melibatkan gambaran yang dapat dipercaya dan setidaknya ada informasi walau sedikit.
  • Kontrol harus memantau kegiatan dan hasil yang penting saja, terlepas dari tingkat kesulitan.
  • Kontrol harus tepat waktu.
  • Kontrol harus dalam jangka panjang dan jangka pendek.
  • Kontrol harus menunjukkan pengecualian.Kontrol harus digunakan untuk memberi compliment atau reward apabila ada aktual yang lebih baik dari standar, daripada untuk memberi hukuman apabila gagal mencapai standar.

Soal 2

Dalam tahapan Scanning Enviroment, biasanya dilakukan PEST ANALYSIS. Analisis ini dipakai untuk menganalisa situasi lingkungan eksternal yang bersifat makro.
Jelaskan hubungan antara PEST ANALYSIS, SWOT ANALYSIS dan PORTER’s FIVE FORCES MODEL yang dikembangkan oleh Michael E. Porter.

Scanning Environment dapat dianalisis dari tiga metode yaitu analisis PEST, analisis SWOT, dan Porter’s Five Forces Model.  Hal pertama yang harus dianalisa yaitu dari lingkungan eksternal atau yang bersifat makro. Lingkungan eksternal ini dapat dilihat melalui analisis Porter’s Five Forces Model dan analisis PEST.
Menurut Porter (1993), ada 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri:


  • Threat of New Entrants / Ancaman Masuk Pendatang Baru: dapat didefinisikan sebagai pendatang baru yang akan bersaing di industri yang sama. Hal ini menentukan seberapa mudah atau sulitnya masuk ke suatu industri tertentu. Jika industri tersebut dapat mendapatkan profit yang tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan. Semakin banyak kompetitor yang bersaing pada satu industry yang sama, maka profit atau laba akan semakin menurun dan sebaliknya. Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :

-       Skala ekonomi
-       Diferensiasi produk
-       Memerlukan dana/modal yang tinggi
-       Switching cost
-       Akses atau loyalitas pelanggan
-       Kebijakan/peraturan pemerintah

  • Rivalry among Existing Firms / Ancaman Pesaing Sesama Industri: hal ini adalah penentu utama dan biasanya sudah di analisa sebelum suatu perusahaan dibuat karena adanya analisa SWOT (dianalisa pada threats atau opportunity). Perusahaan harus bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan akan semakin untung apabila posisi perusahaan kuat, memiliki loyalitas pelanggan, produk sulit ditemukan penggantinya dan tingkat persaingan pada industry yang sama tersebut rendah dan sebaliknya.
  • Threat of Substitute Products or Services / Ancaman dari Produk atau Jasa Pengganti: ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin menguntungkan perusahaan kita.
  • Bargaining Power of Suppliers / Kekuatan Tawar-menawar Supplier: Supplier dapat menjual bahan baku dengan harga yang tinggi apabila supplier memiliki daya tawar menawar yang kuat. Semakin tinggi daya tawar yang diberikan supplier, maka keuntungan perusahaan akan merendah. Supplier dapat menurunkan kualitas pula adan apabila hal tersebut terjadi, maka pengeluaran perusahaan akan lebih besar karena harus mencari supplier lain yang mungkin menawaran kualitas yang baik namun dengan harga yang tinggi. Daya tawar supplier dapat meninggi pula apabila terjadi kelangkaan produk atau jasa yang ditawarkan.  Begitu pula sebaliknya.
  • Bargaining Power of Buyers / Kekuatan Tawar-menawar Pembeli: Pembeli/konsumen memiliki peranan penting pula dalam mencari analisis Porter. Apabila pembeli menuntut harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah laba yang akan didapatkan oleh perusahaan. Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi perusahaan juga semakin rendah. Pada sisi lain, perusahaan memerlukan biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Begitu pula sebaliknya.

Selanjutnya ada analisis PEST atau PESTEL yang menganalisa faktor ekternal seperti perubahan politik, ekonomi, perkembangan teknologi, pesaing agar strategi yang di buat dapat cepat menyesuaikan atau beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karena melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan.

  • Faktor Politik: meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya. Contohnya yaitu kebijakan pajak, stabilitas politik, dan lain-lain.
  • Faktor Ekonomi: meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli pelanggan dan mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Contohnya yaitu pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar uang, dan lain-lain.
  • Faktor Sosial: meliputi semua faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan pelanggan dan mempengaruh besarnya pangsa pasar yang ada. Contohnya yaitu tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan kerja, dan lain-lain.
  • Faktor Teknologi: meliputi faktor-faktor yang membantu menghadapi  tantangan  bisnis  dan  mendukung  efisiensi  kerja. Contohnya yaitu aplikasi sistem yang mengautomatisasi data-data, kecepatan transfer teknologi, dan lain-lain.

 
Peluang dan ancaman yang diidentifikasikan berdasarkan analisis eksternal perusahaan melalui Porter’s Five Forces Model dan makro dengan menggunakan PEST (Political, Economic, Social, Technology) dapat dijadikan strategi bersaing yang akan di bahas di analisis SWOT.
 
Setelah melakukan analisis eksternal dan internal perusahaan, peneliti dapat melakukan analis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk menidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan dapat diidentifikasikan berdasarkan analisis internal perusahaan melalui analisis rantai nilai (value chain).

Analisis SWOT dapat dibagi menjadi 4 yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats.

  • Strengths: yaitu keunggulan atau kelebihan yang dimiliki sebuah perusahaan. Misalnya sumber data, keterampilan, kreatifitas, dan lain sebagainya. Biasanya keunggulan ini harus berbeda dan inovatif disbanding dengan pesaing, dan dapat diterima dan dibutuhkan pasar.
  • Weaknesses: yaitu keterbatasan atau kekurangan akan sumber daya, keterampilan, kreatifitas, kapabilitas yang menghambat kinerja perusahaan.
  • Opportunities: yaitu peluang atau suatu situasi yang penting dan menguntungkan apabila perusahaan menggunakan dengan baik dan pada saat yang tepat. Terkadang threats dapat dijadikan sebagai peluang dengan melihat sisi baik atau sisi unik dari threats tersebut.
  • Threats: yaitu ancaman yang mengganggu posisi perusahaan atau mengganggu pencapaian suatu perusahaan.

 
 

Soal 3

Dalam konsep PORTER’s FIVE FORCES MODEL terdapat ancaman yang sangat relevan pada era digital sekarang ini, yaitu Bargaining Power of Supplier dan Threat of Substitutes.
Jelaskan bagaimana tentang kedua Forces tersebut menjadi kekuatan yang sangat mengancam di era digital sekarang.


Di era digital seperti sekarang, adanya kedua ancaman yang sangat relevan dari Porter’s Five Forces Model yaitu Bargaining Power of Supplier dan Threat of Substitutes.

Bargaining Power of Supplier yaitu suatu keadaan dimana supplier dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas barang dan jasa yang kita beli. Supplier menjadi titik yang penting apabila:
·         Industri supplier didominasi oleh beberapa perusahaan saja, tetapi dijual ke banyak orang atau perusahaan (misalnya, industri perminyakan).
·         Produk atau jasa yang unik dan/atau yang mengharuskan adanya switching cost (misalnya, word processing software).
·         Pengganti produknya tidak tersedia (misalnya, listrik).
·         Supplier dapat maju dan bersaing secara langsung dengan pelanggan mereka saat ini (misalnya, produsen microprocessor seperti Intel dapat membuat PC/computer sendiri).
·         Industri pembelian hanya membeli sebagian kecil barang dan jasa supplier dan pembeliannya tersebut tidak terlalu dianggap penting bagi supplier (misalnya, penjualan ban mesin pemotong rumput kurang penting bagi industri ban daripada penjualan ban mobil).

Threat of Substitutes yaitu produk yang tampak berbeda namun memiliki fungsi yang sama dengan produk lain yang ada. Sebagai contohnya adalah email sebagai pengganti fax. Menurut Porter, “Substitutes limit the potential returns of an industry by placing a ceiling on the prices firms in the industry can profitably charge.” Berarti perusahaan pengganti ini membatasi potensi keuntungan yang akan didapat oleh perusahaan dengan cara membatasi harga. Apabila switching cost-nya rendah, maka substitute akan menjadi naik dan memiliki dampak yang cukup kentara. Dari sini perusahaan harus mengidentifikasi kemungkinan produk atau jasa pengganti dan mencari produk atau jasa yang dapat melakukan fungsi yang sama, meskipun mereka memiliki penampilan yang berbeda dan mungkin tidak mudah diganti.

Kedua forces tersebut menjadi kekuatan yang sangat mengancam di era digital. Sebelum adanya internet, buyer sulit untuk menemukan dan mengakses informasi baik itu membandingkan harga, referensi supplier, dan banyak informasi lainnya. Saat itu sulit untuk menemukan adanya informasi sehingga supplier bargaining power menjadi tinggi dan supplier dapat mengarahkan kemampuan mereka saat ada suatu keadaan yang dianggap kurang menguntungkan bagi mereka. Di era sekarang yang serba digital, seluruh kesulitan buyer hilang karena adanya internet yang mendukung untuk mendapatkan segala informasi sehingga buyer dapat membandingkan harga supplier, mengetahui harga pasaran, dan kemudahan lain yang ditawarkan. Apabila salah satu supplier memiliki supplier bargaining power yang tinggi dan di saat yang sama supplier lainnya ada yang lebih rendah, maka supplier tersebut dapat terancam karena adanya saingan yang dapat saja dipilih buyer dibanding supplier yang bargaining power nya tinggi.

Adanya informasi yang mudah di akses tentunya memudahkan buyer untuk menemukan supplier lain yang memiliki produk alternatif dan lebih menguntungkan buyer. Produk substitusi ini dapat menggantikan produk sebelumnya dan supplier sebelumnya akan menghadapi penurunan penjualan. Produk substitusi ini mengubah pasaran yang awalnya lebih memilih produk A menjadi berpindah ke produk B. Contoh yang mudah didapatkan dari negara kita tercinta, Indonesia yaitu pada awal tahun 2007 Pemerintah RI meluncurkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Di tahun 2007 banyak terjadi pro dan kontra akan kebijakan yang diberikan pemerintah dan tentunya ada substansi-substansi lain yang terkena dampak akan kebijakan konversi tersebut. Perusahaan minyak tanah akan memiliki forces karena adanya threat of substitutes yaitu Gas LPG.


Terima Kasih


-Cindy-

0 komentar:

Post a Comment

 
Elegant Rose - Working In Background